Mercedes-Benz E500 tahun 1993 bukan sekadar mobil mewah—ia adalah legenda yang lahir dari kolaborasi dua raksasa otomotif Jerman: Mercedes-Benz dan Porsche. Dikenal sebagai sedan performa tinggi yang tersembunyi di balik tampilan elegan, E500 1993 menjadi simbol kesempurnaan teknik otomotif Jerman di era 90-an. Mobil ini sering disebut sebagai “Wolf in Sheep’s Clothing” atau serigala berbulu domba karena tampilannya yang kalem namun menyimpan tenaga luar biasa di balik kap mesin.
Awal 1990-an adalah masa ketika Mercedes ingin menghadirkan sedan E-Class dengan performa seperti mobil sport. Untuk mewujudkan hal itu, Mercedes menggandeng Porsche dalam proses pengembangan dan perakitan.
Mercedes mengirimkan bodi dasar W124 ke fasilitas Porsche di Zuffenhausen, di mana mobil tersebut dimodifikasi agar mampu menampung mesin besar berkapasitas 5.0 liter V8 dari model S-Class. Karena modifikasinya kompleks, setiap unit E500 dikerjakan sebagian secara manual oleh teknisi Porsche, membuatnya memiliki sentuhan eksklusif yang jarang ditemukan pada sedan biasa.
Proses produksi ini begitu rumit hingga waktu perakitan satu E500 bisa mencapai 18 hari per unit, jauh lebih lama dibanding E-Class standar. Inilah yang menjadikan E500 salah satu mobil paling istimewa dalam sejarah Mercedes-Benz.
Sekilas, E500 1993 tampak seperti E-Class biasa. Namun bagi penggemar sejati Mercedes, perbedaan detailnya jelas terlihat.
Fender depannya dibuat lebih lebar untuk menampung roda besar 16 inci dan ban lebar, memberikan tampilan gagah namun tetap elegan. Suspensinya lebih rendah sekitar 23 mm dari model standar, membuat mobil ini terlihat lebih sporty tanpa kehilangan nuansa mewah khas Mercedes.
Gril depan, lampu ganda kotak, serta garis bodi tegas tetap dipertahankan, menjadikan E500 tetap tampil klasik. Tidak ada hiasan berlebihan—semua fungsional dan proporsional. Inilah ciri khas Mercedes era 90-an: desain sederhana yang menutupi performa luar biasa di dalamnya.
Masuk ke kabin, suasana kemewahan langsung terasa. Mercedes-Benz melapisi interior E500 dengan kulit berkualitas tinggi, trim kayu walnut, dan jok depan Recaro yang terkenal nyaman sekaligus menopang tubuh saat berkendara cepat.
Kursinya dapat disetel secara elektrik dengan memori, sementara fitur seperti sistem pendingin otomatis, power window di semua pintu, dan sistem audio premium menjadi standar.
Di balik kemewahan itu tersembunyi nuansa sporty yang halus. Panel instrumen sederhana namun fungsional, dan jarum tachometer siap menunjukkan potensi mesin V8 yang menunggu untuk digeber.

Jantung utama E500 adalah mesin M119, V8 5.0 liter yang sama digunakan pada Mercedes 500SL. Mesin ini menghasilkan tenaga sekitar 326 horsepower dan torsi 480 Nm, cukup untuk membuat sedan empat pintu ini melesat dari 0–100 km/jam hanya dalam 5,9 detik—kecepatan luar biasa untuk sedan berat di era 1990-an.
Transmisi otomatis 4-percepatan bekerja halus namun tangguh, menyalurkan tenaga ke roda belakang dengan sempurna.
Kehebatan mesin ini bukan hanya pada performanya, tetapi juga kehalusan dan daya tahannya. Dengan perawatan rutin, mesin M119 dikenal bisa bertahan ratusan ribu kilometer tanpa kehilangan performa.
E500 berhasil menggabungkan dua hal yang tampaknya berlawanan: kenyamanan sedan mewah dan pengendalian mobil sport.
Suspensi depan dan belakangnya dikembangkan ulang oleh Porsche agar stabil di kecepatan tinggi namun tetap nyaman di jalan bergelombang. Hasilnya, E500 mampu bermanuver tajam di tikungan tanpa kehilangan karakter elegannya.
Sistem pengeremannya menggunakan cakram besar berventilasi di keempat roda, menjamin pengereman kuat dan stabil bahkan setelah penggunaan berat. Tidak berlebihan jika banyak pengulas otomotif menyebut E500 sebagai salah satu sedan dengan keseimbangan terbaik yang pernah dibuat.
Karena proses produksinya kompleks, hanya sekitar 10.479 unit Mercedes-Benz E500 diproduksi antara tahun 1991 hingga 1994. Dari jumlah tersebut, versi 1993 menjadi salah satu yang paling dicari karena dianggap puncak dari penyempurnaan teknis model ini.
Setiap E500 memiliki VIN (nomor identifikasi kendaraan) khusus yang menunjukkan peran Porsche dalam pembuatannya, membuatnya semakin bernilai di kalangan kolektor.
Selain itu, E500 tidak banyak dipromosikan oleh Mercedes. Mobil ini lebih dikenal lewat reputasinya di kalangan penggemar otomotif—mereka yang tahu bahwa di balik tampilan sopan E-Class, tersimpan tenaga supercar sejati.
Saat ini, Mercedes-Benz E500 1993 telah menjadi mobil kolektor kelas dunia. Nilai pasarnya terus meningkat, terutama untuk unit yang masih orisinal dan memiliki riwayat perawatan lengkap.
Bagi pecinta mobil klasik, E500 bukan hanya simbol kemewahan, tetapi juga bukti nyata betapa luar biasanya teknik otomotif Jerman sebelum era elektronik modern mendominasi.
Mobil ini juga sering disebut sebagai “the last true hand-built Mercedes”, karena sebagian besar komponennya masih dirakit secara manual dengan presisi tinggi. Dalam dunia otomotif, gelar seperti ini jarang dimiliki—dan membuat E500 semakin istimewa.
Mercedes-Benz E500 tahun 1993 adalah mahakarya yang menyatukan dua dunia: kemewahan khas Mercedes dan performa brutal khas Porsche. Dengan mesin V8 bertenaga, kenyamanan luar biasa, serta desain elegan tanpa cela, mobil ini menjadi simbol dari era ketika insinyur lebih berperan daripada pemasar.
Lebih dari tiga dekade setelah diluncurkan, E500 tetap berdiri sebagai salah satu sedan terbaik sepanjang masa. Ia bukan sekadar kendaraan—ia adalah karya seni teknik Jerman yang membuktikan bahwa kecepatan dan kenyamanan bisa berjalan berdampingan dalam harmoni yang sempurna.